Day: December 27, 2024

Pengangguran Friksional: Permasalahan yang Harus Diselesaikan di Indonesia

Pengangguran Friksional: Permasalahan yang Harus Diselesaikan di Indonesia


Pengangguran friksional merupakan salah satu permasalahan yang masih harus diselesaikan di Indonesia. Istilah ini merujuk pada pengangguran yang terjadi akibat adanya perubahan dalam pasar tenaga kerja, di mana individu mencari pekerjaan baru sesuai dengan keterampilan dan minat mereka.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran friksional di Indonesia masih cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh kurangnya informasi mengenai lowongan pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan yang dimiliki oleh para pencari kerja. Menurut Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, salah satu upaya untuk mengatasi pengangguran friksional adalah dengan meningkatkan keterampilan dan keahlian tenaga kerja melalui pelatihan-pelatihan yang relevan dengan kebutuhan pasar tenaga kerja.

Namun, masih banyak tantangan yang harus dihadapi dalam menyelesaikan permasalahan pengangguran friksional. Menurut pakar ekonomi, Dr. Rizal Ramli, salah satu faktor utama yang menyebabkan tingginya tingkat pengangguran friksional di Indonesia adalah kurangnya koordinasi antara pemerintah, dunia usaha, dan lembaga pelatihan tenaga kerja.

Selain itu, rendahnya kualitas pendidikan juga turut berperan dalam meningkatkan tingkat pengangguran friksional. Menurut laporan Bank Dunia, kurangnya kualitas pendidikan akan membuat para pencari kerja sulit untuk bersaing di pasar tenaga kerja yang semakin kompetitif.

Untuk mengatasi permasalahan ini, diperlukan kerjasama antara pemerintah, dunia usaha, dan lembaga pelatihan tenaga kerja. Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah menambahkan, “Kita perlu menciptakan ekosistem yang mendukung pengembangan keterampilan tenaga kerja agar dapat bersaing di pasar tenaga kerja yang semakin kompleks.”

Dengan adanya upaya kolaborasi antara berbagai pihak, diharapkan tingkat pengangguran friksional di Indonesia dapat teratasi dan para pencari kerja dapat menemukan pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan dan minat mereka.

Tantangan dan Peluang dalam Menangani Tingkat Kemiskinan di Indonesia

Tantangan dan Peluang dalam Menangani Tingkat Kemiskinan di Indonesia


Tantangan dan peluang dalam menangani tingkat kemiskinan di Indonesia memang menjadi topik yang selalu menarik untuk dibahas. Tingkat kemiskinan yang masih tinggi di Indonesia memang menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan masyarakat.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat kemiskinan di Indonesia masih cukup tinggi, yaitu sekitar 9,22 persen pada Maret 2021. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan. Tantangan untuk menurunkan tingkat kemiskinan ini tentu tidaklah mudah, namun bukan berarti tidak mungkin.

Salah satu tantangan utama dalam menangani tingkat kemiskinan di Indonesia adalah ketimpangan ekonomi yang masih tinggi. Menurut Dr. Asep Suryahadi, seorang pakar ekonomi dari Universitas Indonesia, ketimpangan ekonomi yang tinggi dapat menjadi hambatan dalam upaya mengurangi tingkat kemiskinan. Dr. Asep juga menambahkan bahwa pemerataan pembangunan ekonomi dan kesetaraan akses terhadap pendidikan dan kesehatan merupakan kunci dalam menangani masalah kemiskinan.

Namun, di balik tantangan tersebut, terdapat pula peluang yang bisa dimanfaatkan untuk menangani tingkat kemiskinan di Indonesia. Menurut Dr. Sudarno Sumarto, seorang peneliti dari SMERU Research Institute, adanya peluang untuk memanfaatkan teknologi dan inovasi dalam memberikan akses kepada masyarakat yang hidup di daerah terpencil. Dengan memanfaatkan teknologi, diharapkan dapat membantu mempercepat proses pembangunan dan pengentasan kemiskinan.

Dalam upaya menangani tingkat kemiskinan di Indonesia, kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta juga sangat diperlukan. Menurut Sri Mulyani, Menteri Keuangan Indonesia, kolaborasi antara berbagai pihak merupakan kunci dalam mengatasi masalah kemiskinan. Sri Mulyani juga menambahkan bahwa pemerintah terus berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui berbagai program-program sosial dan pembangunan infrastruktur.

Dengan adanya kesadaran akan tantangan dan peluang dalam menangani tingkat kemiskinan di Indonesia, diharapkan dapat memberikan dorongan bagi semua pihak untuk berperan aktif dalam upaya mengurangi tingkat kemiskinan dan menciptakan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia. Seperti yang diungkapkan oleh Prof. Riwanto Tirtosudarmo, seorang ahli sosial dari LIPI, “Kemiskinan bukanlah takdir, namun merupakan hasil dari ketidakadilan sosial dan ekonomi yang harus kita perbaiki bersama-sama.”

Permasalahan Kelaparan di Indonesia dan Upaya Penanggulangannya

Permasalahan Kelaparan di Indonesia dan Upaya Penanggulangannya


Permasalahan Kelaparan di Indonesia dan Upaya Penanggulangannya

Saat ini, permasalahan kelaparan di Indonesia masih menjadi isu yang serius dan memprihatinkan. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin yang mengalami kelaparan di Indonesia mencapai angka yang cukup tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak orang yang tidak mendapatkan akses pangan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi mereka.

Menurut ahli gizi, kelaparan dapat berdampak buruk pada kesehatan seseorang. “Kelaparan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti stunting, kekurangan gizi, dan bahkan kematian,” ujar Dr. Nurhayati, seorang pakar gizi dari Universitas Indonesia.

Upaya untuk penanggulangan kelaparan di Indonesia memerlukan kerjasama dari berbagai pihak, baik pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, maupun masyarakat itu sendiri. Menurut Dr. Bambang, seorang peneliti di bidang ketahanan pangan, “Pemerintah perlu melakukan langkah-langkah konkret untuk meningkatkan akses pangan bagi masyarakat yang terdampak kelaparan.”

Salah satu upaya penanggulangan kelaparan di Indonesia adalah melalui program-program bantuan pangan seperti Program Keluarga Harapan (PKH) dan Program Sembako Murah. Namun, masih banyak yang berpendapat bahwa program-program tersebut belum mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat yang membutuhkan.

Menurut Prof. Surya, seorang pakar ekonomi pembangunan, “Diperlukan kebijakan yang lebih komprehensif dan berkelanjutan untuk mengatasi permasalahan kelaparan di Indonesia. Pemerintah perlu meningkatkan investasi di sektor pertanian dan peternakan serta memberikan pendidikan tentang gizi dan pola makan yang sehat kepada masyarakat.”

Dengan adanya kesadaran dan kerjasama yang kuat dari semua pihak, diharapkan permasalahan kelaparan di Indonesia dapat teratasi dengan baik. Semua orang memiliki peran penting dalam menjaga ketersediaan pangan yang cukup bagi seluruh lapisan masyarakat. Sebagaimana dikatakan oleh Mahatma Gandhi, “Ada cukup untuk kebutuhan manusia, tetapi tidak untuk keserakahan manusia.” Semoga Indonesia dapat terbebas dari kelaparan dan menjadi negara yang sejahtera bagi seluruh rakyatnya.

Mengapa Pengangguran Masih Tinggi di Indonesia: Analisis Mendalam

Mengapa Pengangguran Masih Tinggi di Indonesia: Analisis Mendalam


Mengapa pengangguran masih tinggi di Indonesia? Pertanyaan ini seringkali muncul di benak masyarakat kita. Banyak faktor yang menyebabkan tingginya tingkat pengangguran di Indonesia, mulai dari faktor ekonomi, pendidikan, hingga kebijakan pemerintah.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran di Indonesia masih cukup tinggi, mencapai 6.26% pada Februari 2021. Hal ini tentu menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan masyarakat Indonesia.

Salah satu faktor yang menjadi penyebab tingginya tingkat pengangguran di Indonesia adalah faktor ekonomi. Menurut Dr. Rizal Ramli, ekonom senior Indonesia, “Kondisi ekonomi yang belum stabil dan rendahnya pertumbuhan ekonomi menjadi faktor utama yang menyebabkan tingginya tingkat pengangguran di Indonesia.”

Selain faktor ekonomi, faktor pendidikan juga turut berperan dalam tingginya tingkat pengangguran di Indonesia. Menurut data BPS, tingkat pengangguran di kalangan lulusan perguruan tinggi mencapai 7.78% pada Februari 2021. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak lulusan perguruan tinggi yang mengalami kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan.

Kebijakan pemerintah juga menjadi faktor penting dalam menangani tingkat pengangguran yang tinggi di Indonesia. Menurut Prof. Dr. Emil Salim, ekonom senior Indonesia, “Pemerintah perlu melakukan berbagai kebijakan yang dapat meningkatkan investasi dan menciptakan lapangan kerja baru untuk mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia.”

Dengan adanya analisis mendalam mengenai faktor-faktor yang menyebabkan tingginya tingkat pengangguran di Indonesia, diharapkan pemerintah dan masyarakat dapat bekerja sama untuk mencari solusi yang tepat guna mengatasi masalah ini. Semoga dengan langkah-langkah yang tepat, tingkat pengangguran di Indonesia dapat terus menurun dan menciptakan lapangan kerja yang lebih luas bagi masyarakat.

Pola Kemiskinan di Indonesia Tahun 2024: Apa yang Perlu Diperhatikan?

Pola Kemiskinan di Indonesia Tahun 2024: Apa yang Perlu Diperhatikan?


Pola Kemiskinan di Indonesia Tahun 2024: Apa yang Perlu Diperhatikan?

Halo pembaca setia, kita semua tentu tidak bisa menutup mata terhadap masalah kemiskinan yang masih menghantui Indonesia hingga tahun 2024. Pola kemiskinan di Indonesia memang menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan masyarakat luas. Namun, pertanyaannya adalah, apa yang sebenarnya perlu diperhatikan untuk mengatasi masalah ini?

Menurut data BPS, tingkat kemiskinan di Indonesia masih cukup tinggi meskipun terjadi penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa pola kemiskinan di Indonesia masih menjadi permasalahan yang kompleks dan memerlukan pendekatan yang lebih holistik.

Pakar ekonomi, Dr. Arief Anshory Yusuf, mengemukakan bahwa salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam mengatasi pola kemiskinan di Indonesia adalah peningkatan akses pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat miskin. “Pendidikan dan keterampilan yang memadai dapat menjadi kunci untuk keluar dari lingkaran kemiskinan,” ujarnya.

Selain itu, perlunya perhatian yang lebih besar terhadap akses layanan kesehatan bagi masyarakat miskin juga menjadi hal yang penting. Menurut data Kementerian Kesehatan, masih banyak masyarakat yang tidak mendapatkan akses layanan kesehatan yang memadai, terutama di daerah-daerah terpencil.

Dalam hal ini, Menteri Sosial, Tri Rismaharini, menekankan pentingnya peran pemerintah dalam memperhatikan pola kemiskinan di Indonesia. “Kita perlu menyusun kebijakan yang lebih inklusif dan berkelanjutan untuk mengatasi masalah ini,” ujarnya.

Tidak hanya itu, kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat juga menjadi kunci penting dalam menangani pola kemiskinan di Indonesia. Menurut Direktur Eksekutif Lembaga Pengembangan Masyarakat Desa, Fadli Zon, “Kita semua harus bekerja sama untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan dalam mengatasi kemiskinan di Indonesia.”

Dengan perhatian yang lebih besar terhadap akses pendidikan, layanan kesehatan, kebijakan inklusif, dan kolaborasi yang baik antara berbagai pihak, diharapkan pola kemiskinan di Indonesia dapat teratasi secara bertahap hingga tahun 2024. Mari kita bersama-sama berkontribusi dalam upaya mengentaskan kemiskinan di tanah air tercinta ini. Semangat!

Tingkat Kelaparan di Indonesia 2021: Analisis dan Tren

Tingkat Kelaparan di Indonesia 2021: Analisis dan Tren


Tingkat kelaparan di Indonesia 2021: Analisis dan Tren

Tingkat kelaparan di Indonesia adalah isu yang selalu mengkhawatirkan. Menurut data terbaru, tingkat kelaparan di Indonesia tahun 2021 mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan berbagai lembaga kemanusiaan.

Menurut Dr. Budi Setiawan, seorang ahli gizi dari Universitas Indonesia, “Tingkat kelaparan di Indonesia tahun 2021 mengalami peningkatan yang cukup mencemaskan. Faktor-faktor seperti pandemi COVID-19, bencana alam, dan ketidakstabilan ekonomi menjadi penyebab utama dari masalah ini.”

Dalam sebuah wawancara dengan Kompas, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap tingkat kelaparan di Indonesia. Beliau menegaskan pentingnya upaya bersama dari berbagai pihak untuk mengatasi masalah kelaparan ini. “Kami membutuhkan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan sektor swasta untuk menangani masalah ini dengan serius,” ujarnya.

Tren tingkat kelaparan di Indonesia juga menunjukkan bahwa anak-anak dan kaum miskin merupakan kelompok yang paling rentan terhadap masalah ini. Menurut data Badan Pangan dan Pertanian Dunia (FAO), sekitar 19 juta anak di Indonesia mengalami kelaparan atau kekurangan gizi. Hal ini merupakan angka yang sangat mengkhawatirkan dan perlu segera ditangani dengan tindakan nyata.

Untuk mengatasi tingkat kelaparan di Indonesia, diperlukan langkah-langkah konkret dan program-program yang dapat memberikan solusi jangka panjang. Pemerintah perlu meningkatkan akses terhadap pangan yang sehat dan bergizi bagi seluruh lapisan masyarakat. Selain itu, perlu juga dilakukan pendekatan holistik yang melibatkan seluruh sektor terkait untuk menyelesaikan masalah kelaparan ini.

Dengan adanya kesadaran dan kerja sama dari semua pihak, diharapkan tingkat kelaparan di Indonesia dapat terus menurun dan akhirnya dapat dieliminasi sepenuhnya. Kita semua memiliki peran penting dalam hal ini, dan bersama-sama kita bisa menciptakan Indonesia yang bebas kelaparan. Semoga upaya-upaya yang dilakukan dapat memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Mengapa Pengangguran Adalah Isu Sosial yang Perlu Diperhatikan?

Mengapa Pengangguran Adalah Isu Sosial yang Perlu Diperhatikan?


Pengangguran adalah isu sosial yang sering kali diabaikan oleh masyarakat. Namun, sebenarnya, mengapa pengangguran adalah isu sosial yang perlu diperhatikan? Mari kita bahas lebih lanjut.

Pertama-tama, mengapa pengangguran menjadi isu sosial yang penting? Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini tentu akan berdampak buruk bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Seperti yang dikatakan oleh Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, “Pengangguran adalah masalah yang harus segera diatasi agar tidak menimbulkan ketimpangan sosial yang lebih besar.”

Selain itu, pengangguran juga dapat menyebabkan masalah psikologis bagi individu yang mengalami kondisi tersebut. Menurut penelitian yang dilakukan oleh psikolog sosial, Dr. Maria Ria, pengangguran dapat menyebabkan depresi, kecemasan, dan rendahnya harga diri pada individu. Hal ini dapat berdampak pada hubungan sosial dan kesejahteraan secara keseluruhan.

Selain dampak individu, pengangguran juga berdampak pada stabilitas sosial. Ketika jumlah pengangguran meningkat, dapat terjadi peningkatan tindakan kriminalitas dan ketegangan sosial di masyarakat. Sebagaimana yang diungkapkan oleh pakar sosiologi, Prof. Budi Santoso, “Pengangguran dapat menjadi pemicu terjadinya konflik sosial dan ketidakstabilan politik di suatu negara.”

Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan seluruh elemen masyarakat untuk memberikan perhatian lebih terhadap isu pengangguran. Diperlukan kebijakan yang mendukung penciptaan lapangan kerja serta pemberian pelatihan keterampilan bagi para pengangguran. Seperti yang diungkapkan oleh Presiden Joko Widodo, “Pemerintah terus berupaya untuk menanggulangi pengangguran melalui program-program pelatihan keterampilan dan peningkatan investasi di sektor-sektor yang potensial.”

Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa pengangguran adalah isu sosial yang perlu diperhatikan karena berdampak pada pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan individu, stabilitas sosial, dan ketahanan negara secara keseluruhan. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk turut serta dalam upaya penanggulangan isu ini agar tercipta masyarakat yang lebih sejahtera dan stabil.

Peran Masyarakat Sipil dalam Mengurangi Tingkat Kemiskinan di Indonesia

Peran Masyarakat Sipil dalam Mengurangi Tingkat Kemiskinan di Indonesia


Peran masyarakat sipil dalam mengurangi tingkat kemiskinan di Indonesia sangatlah penting. Masyarakat sipil, yang terdiri dari berbagai organisasi non-pemerintah dan individu yang peduli akan isu sosial, memiliki peran krusial dalam upaya mengatasi masalah kemiskinan di negara kita.

Menurut Direktur Eksekutif Pusat Kajian Kemiskinan dan Perlindungan Sosial (PKPS) Universitas Indonesia, Asep Suryahadi, “Masyarakat sipil memiliki keunikan dalam pendekatan mereka terhadap masalah kemiskinan. Mereka bisa lebih fleksibel dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat yang membutuhkan bantuan.”

Salah satu contoh peran masyarakat sipil dalam mengurangi tingkat kemiskinan adalah melalui program-program pengentasan kemiskinan di tingkat lokal. Organisasi non-pemerintah seperti Yayasan Dompet Dhuafa dan Yayasan Satu Untuk Semua telah berhasil memberikan bantuan langsung kepada masyarakat miskin di berbagai daerah di Indonesia.

Menurut Ketua Yayasan Satu Untuk Semua, Andi Taufan Garuda Putra, “Kami percaya bahwa masyarakat sipil memiliki kekuatan untuk merubah nasib masyarakat miskin. Dengan kerja sama yang baik antara pemerintah, swasta, dan masyarakat sipil, kita bisa bersama-sama mengurangi tingkat kemiskinan di Indonesia.”

Namun, tantangan yang dihadapi oleh masyarakat sipil dalam mengurangi kemiskinan juga tidak bisa diabaikan. Keterbatasan sumber daya, perbedaan pandangan dan kepentingan antar organisasi, serta birokrasi yang kompleks seringkali menjadi hambatan dalam upaya pengentasan kemiskinan.

Untuk itu, diperlukan kerja sama yang erat antara pemerintah, swasta, dan masyarakat sipil dalam mengatasi masalah kemiskinan. Dengan sinergi yang baik, diharapkan tingkat kemiskinan di Indonesia dapat terus berkurang dan kesejahteraan masyarakat menjadi prioritas utama bagi semua pihak.

Dalam sebuah artikel di jurnal Ilmu Sosial, Profesor Selo Soemardjan menyatakan, “Peran masyarakat sipil dalam mengurangi kemiskinan sangatlah vital. Mereka memiliki kepekaan sosial yang tinggi dan kemampuan untuk beradaptasi dengan berbagai kondisi sosial yang ada di masyarakat.”

Dengan demikian, peran masyarakat sipil dalam mengurangi tingkat kemiskinan di Indonesia tidak bisa dianggap remeh. Mereka adalah mitra penting bagi pemerintah dalam upaya menciptakan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera. Semoga kerja sama antara pemerintah, swasta, dan masyarakat sipil terus ditingkatkan demi kesejahteraan bersama.

Tingkat Kelaparan di Indonesia: Tren dan Tantangan di Tahun 2023

Tingkat Kelaparan di Indonesia: Tren dan Tantangan di Tahun 2023


Tingkat kelaparan di Indonesia menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan masyarakat. Tren yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa masalah kelaparan masih menjadi tantangan yang harus dihadapi di tahun 2023.

Menurut data terbaru, tingkat kelaparan di Indonesia masih cukup tinggi meskipun telah mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir. Menurut Kementerian Pertanian, sekitar 9,8 juta penduduk Indonesia masih mengalami kelaparan pada tahun 2022. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah kelaparan di tanah air.

Salah satu faktor yang menjadi penyebab tingginya tingkat kelaparan di Indonesia adalah ketidakmampuan dalam mengakses pangan yang cukup dan bergizi. Menurut Bapak Suseno, seorang ahli gizi dari Universitas Indonesia, “Ketidakmampuan dalam mengakses pangan yang berkualitas menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan tingkat kelaparan di Indonesia masih tinggi. Selain itu, kurangnya kesadaran akan pentingnya gizi yang seimbang juga turut memperparah masalah ini.”

Tantangan besar yang dihadapi dalam mengatasi tingkat kelaparan di Indonesia adalah kesenjangan antara daerah perkotaan dan pedesaan. Menurut Ibu Ani, seorang aktivis kesejahteraan masyarakat, “Kesenjangan antara daerah perkotaan dan pedesaan menjadi salah satu tantangan utama dalam mengatasi tingkat kelaparan di Indonesia. Di daerah pedesaan, akses terhadap pangan yang berkualitas masih sangat terbatas, sehingga perlu adanya upaya yang lebih besar untuk meningkatkan akses terhadap pangan yang bergizi di daerah-daerah tersebut.”

Untuk mengatasi masalah tingkat kelaparan di Indonesia, diperlukan kerja sama yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Menurut Bapak Budi, seorang pengusaha yang aktif dalam program pangan berkelanjutan, “Kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta sangat penting dalam mengatasi masalah tingkat kelaparan di Indonesia. Dengan adanya kerja sama yang baik, diharapkan dapat menciptakan solusi yang lebih efektif dalam mengatasi masalah kelaparan di tanah air.”

Dengan adanya kesadaran dan kerja sama yang baik antara semua pihak, diharapkan tingkat kelaparan di Indonesia dapat terus menurun dan pada akhirnya dapat dihilangkan sepenuhnya. Tantangan yang dihadapi memang besar, namun dengan upaya yang terus menerus, tidak ada yang tidak mungkin untuk mencapai tujuan tersebut. Semoga di tahun 2023, Indonesia dapat mencapai tingkat kelaparan yang lebih rendah dan masyarakat dapat menikmati pangan yang berkualitas dan bergizi.

Theme: Overlay by Kaira Extra Text
Cape Town, South Africa