Pengangguran friksional adalah kondisi di mana seseorang mengalami masa transisi antara pekerjaan lama dan pekerjaan baru. Ini sering terjadi ketika seseorang baru lulus sekolah atau universitas dan sedang mencari pekerjaan pertamanya, atau ketika seseorang memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan saat ini untuk mencari kesempatan yang lebih baik.
Mengetahui apa itu pengangguran friksional penting agar kita bisa memahami bahwa tidak semua bentuk pengangguran merupakan hal yang negatif. Sebagian ahli bahkan mengatakan bahwa pengangguran friksional dapat berdampak positif bagi perekonomian suatu negara. Menurut Prof. Dr. Anwar Nasution dari Universitas Indonesia, “Pengangguran friksional merupakan bagian dari proses alami dalam pasar tenaga kerja yang dapat meningkatkan efisiensi alokasi sumber daya manusia.”
Namun, hal ini juga perlu diperhatikan agar tidak berlarut-larut menjadi pengangguran struktural yang lebih sulit untuk diatasi. Salah satu cara untuk mengatasi pengangguran friksional adalah dengan meningkatkan keterampilan dan keahlian para pencari kerja. Menurut data dari Badan Pusat Statistik, tingkat pengangguran friksional di Indonesia masih cukup tinggi, terutama di kalangan lulusan baru yang belum memiliki pengalaman kerja.
Maka dari itu, penting bagi para pencari kerja untuk terus mengembangkan diri dan memperbarui keterampilan agar dapat bersaing di pasar tenaga kerja yang semakin kompetitif. Menurut Dr. Rhenald Kasali, seorang pakar manajemen, “Pendidikan dan pelatihan yang terus-menerus adalah kunci untuk mengatasi pengangguran friksional dan meningkatkan daya saing para pencari kerja.”
Jadi, daripada merasa putus asa saat mengalami pengangguran friksional, lebih baik manfaatkan waktu tersebut untuk meningkatkan diri dan mempersiapkan diri untuk pekerjaan yang lebih baik di masa depan. Dengan cara ini, kita dapat mengubah tantangan menjadi peluang dan meraih kesuksesan di dunia kerja.