Pengangguran friksional adalah salah satu jenis pengangguran yang sering terjadi di Indonesia. Pengangguran friksional terjadi ketika seseorang sedang mencari pekerjaan baru setelah keluar dari pekerjaan sebelumnya. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perubahan tren pasar kerja atau perubahan kebutuhan pekerjaan.
Dampak dari pengangguran friksional terhadap perekonomian Indonesia tentu sangat signifikan. Dalam sebuah artikel yang ditulis oleh Prof. Dr. Haryo Kuncoro dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, beliau menyebutkan bahwa pengangguran friksional dapat menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan pasar kerja yang pada akhirnya akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi negara.
Menurut data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran friksional di Indonesia masih cukup tinggi. Hal ini tentu menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan ekonomi di Indonesia. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan meningkatkan keterampilan dan pengetahuan para pencari kerja agar dapat lebih cepat terserap di pasar kerja.
Dalam sebuah wawancara dengan Kompas.com, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengatakan bahwa pemerintah terus berupaya untuk mengurangi tingkat pengangguran friksional melalui program pelatihan dan bimbingan kerja. Beliau juga menegaskan pentingnya kerjasama antara pemerintah, dunia usaha, dan lembaga pelatihan kerja untuk menciptakan lapangan kerja yang lebih banyak dan berkualitas.
Dengan adanya upaya-upaya tersebut, diharapkan tingkat pengangguran friksional di Indonesia dapat terus ditekan sehingga pertumbuhan ekonomi negara dapat terjaga dengan baik. Sebagai masyarakat, kita juga perlu memberikan dukungan dan partisipasi dalam program-program yang telah disediakan oleh pemerintah untuk mengatasi masalah pengangguran friksional ini. Semoga dengan kerjasama yang baik, Indonesia dapat menjadi negara yang lebih maju dan sejahtera.