Mengapa tingkat kelaparan di Indonesia masih tinggi? Hal ini menjadi pertanyaan yang mengganjal di benak banyak orang, terutama mengingat Indonesia memiliki potensi pertanian yang sangat besar. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2021, sekitar 9,8 juta penduduk Indonesia masih mengalami kelaparan. Angka ini tentu sangat memprihatinkan.
Salah satu faktor yang menyebabkan tingkat kelaparan di Indonesia masih tinggi adalah kurangnya akses terhadap pangan yang bergizi. Menurut penelitian yang dilakukan oleh World Food Programme (WFP), sekitar 19,4% anak di Indonesia mengalami stunting akibat kekurangan gizi. Hal ini disebabkan oleh rendahnya kualitas pangan yang dikonsumsi oleh masyarakat, terutama di daerah pedesaan.
Selain itu, ketimpangan distribusi pangan juga menjadi salah satu penyebab tingginya tingkat kelaparan di Indonesia. Menurut Dr. Sudarno Sumarto, pakar ekonomi pembangunan dari Universitas Indonesia, “Masih banyak daerah di Indonesia yang mengalami kesulitan dalam mendistribusikan pangan ke seluruh masyarakatnya, terutama daerah pedalaman dan terisolir.”
Selain faktor internal, faktor eksternal juga turut berperan dalam tingginya tingkat kelaparan di Indonesia. Krisis ekonomi global dan pandemi COVID-19 telah membuat harga pangan menjadi tidak stabil, sehingga masyarakat kecil semakin kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka.
Untuk mengatasi masalah tingkat kelaparan di Indonesia, diperlukan kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Hal ini sejalan dengan pendapat Dr. Ir. Bambang Brodjonegoro, M.U.P., M.Sc., Ph.D., Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, yang menyatakan bahwa “Peningkatan kualitas dan kuantitas pangan harus menjadi prioritas utama dalam pembangunan Indonesia.”
Dengan upaya bersama dan kesadaran akan pentingnya pangan yang bergizi, diharapkan tingkat kelaparan di Indonesia dapat terus menurun dan akhirnya bisa dihilangkan. Semua pihak harus ikut berperan serta dalam menjaga ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.