Pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam mengatasi masalah pengangguran di Indonesia. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran di Indonesia masih cukup tinggi, terutama di kalangan lulusan baru. Hal ini menunjukkan bahwa ada ketidaksesuaian antara keterampilan yang dimiliki oleh para pencari kerja dengan tuntutan pasar kerja.
Menurut Prof. Anies Baswedan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, “Pendidikan harus mampu mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi tantangan di dunia kerja.” Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan harus mampu memberikan keterampilan dan pengetahuan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja.
Sebagai contoh, program dual vocational education and training (VET) di Jerman telah terbukti berhasil mengurangi tingkat pengangguran di negara tersebut. Menurut Dr. Andreas Schleicher, Direktur OECD untuk Pendidikan dan Keterampilan, “Pendidikan VET memungkinkan para siswa untuk langsung terjun ke dunia kerja setelah lulus sekolah.”
Namun, masih banyak tantangan yang dihadapi dalam implementasi pendidikan yang dapat mengatasi pengangguran di Indonesia. Menurut Dr. Anis Hidayah, Direktur Eksekutif Migrant CARE, “Kurangnya keterlibatan dunia industri dalam merancang kurikulum pendidikan menyebabkan kesenjangan antara keterampilan yang diajarkan di sekolah dengan kebutuhan pasar kerja.”
Oleh karena itu, perlu adanya kerjasama antara pihak pendidikan, pemerintah, dan dunia industri dalam merancang kurikulum pendidikan yang sesuai dengan tuntutan pasar kerja. Dengan demikian, diharapkan tingkat pengangguran di Indonesia dapat dikurangi dan para lulusan dapat lebih mudah mendapatkan pekerjaan sesuai dengan bidang keahlian mereka.