Pengaruh pengangguran terbuka terhadap stabilitas sosial dan ekonomi di Indonesia menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan masyarakat. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran terbuka di Indonesia pada Februari 2021 mencapai 7,07 persen, naik dari 5,92 persen pada Agustus 2020.
Pengangguran terbuka berdampak besar pada stabilitas sosial dan ekonomi. Dampak sosialnya terlihat dari peningkatan angka kemiskinan, kriminalitas, dan ketimpangan sosial. Sementara dampak ekonominya terlihat dari rendahnya konsumsi masyarakat dan pertumbuhan ekonomi yang terhambat.
Menurut Dr. Rizal Ramli, ekonom senior Indonesia, “Pengangguran terbuka dapat menjadi pemicu kerusuhan sosial dan ketidakstabilan ekonomi. Oleh karena itu, perlu adanya kebijakan yang tepat untuk mengatasi masalah ini.”
Pemerintah Indonesia sendiri telah mengambil langkah-langkah untuk mengurangi tingkat pengangguran terbuka. Salah satunya melalui program Kartu Prakerja yang bertujuan memberikan pelatihan kepada para pencari kerja agar memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan pasar.
Namun, masih terdapat banyak tantangan dalam mengatasi masalah pengangguran terbuka. Menurut Dr. Sri Adiningsih, ekonom senior Indonesia, “Diperlukan sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat untuk menciptakan lapangan kerja yang cukup dan berkualitas.”
Dengan adanya kesadaran akan pentingnya mengatasi pengangguran terbuka, diharapkan stabilitas sosial dan ekonomi di Indonesia dapat terjaga dengan baik. Sehingga masyarakat dapat hidup sejahtera dan meraih kesejahteraan bersama.