Dampak inflasi pangan terhadap kesejahteraan masyarakat Indonesia sangatlah signifikan. Inflasi pangan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Ketika harga-harga pangan naik secara drastis, hal ini akan berdampak pada daya beli masyarakat, terutama bagi mereka yang berpenghasilan rendah.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi pangan di Indonesia pada bulan Juni 2021 mencapai 0,30 persen. Angka ini memperlihatkan bahwa harga-harga pangan masih cenderung naik, meskipun dalam skala yang relatif kecil. Namun, jika kondisi ini terus berlanjut dalam jangka waktu yang panjang, maka dapat berpotensi mengancam kesejahteraan masyarakat.
Dalam sebuah wawancara dengan Kompas, ekonom senior Faisal Basri menyatakan bahwa dampak inflasi pangan dapat dirasakan oleh berbagai lapisan masyarakat, terutama bagi mereka yang berpenghasilan rendah. “Kenaikan harga-harga pangan akan membuat daya beli masyarakat menurun, sehingga berpotensi mengurangi tingkat kesejahteraan mereka,” ujarnya.
Selain itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani juga mengakui bahwa inflasi pangan dapat memengaruhi stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Beliau menekankan pentingnya upaya pemerintah dalam mengendalikan inflasi pangan agar tidak berdampak negatif pada kesejahteraan masyarakat.
Untuk mengatasi dampak inflasi pangan terhadap kesejahteraan masyarakat, diperlukan langkah-langkah konkret dari pemerintah. Salah satunya adalah dengan mengendalikan harga-harga pangan melalui kebijakan yang tepat, seperti subsidi pangan bagi masyarakat berpenghasilan rendah atau stimulan bagi petani untuk meningkatkan produksi pangan.
Dengan demikian, penting bagi pemerintah dan berbagai pihak terkait untuk bekerja sama dalam mengatasi dampak inflasi pangan terhadap kesejahteraan masyarakat Indonesia. Sebagai negara agraris, ketersediaan pangan yang cukup dan harga yang terjangkau merupakan hal yang sangat vital bagi kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.