Dampak perubahan iklim terhadap kelaparan di Indonesia menjadi isu yang semakin serius dalam beberapa tahun terakhir. Menurut data dari Badan Pangan dan Pertanian Dunia (FAO), Indonesia termasuk dalam daftar negara yang rentan terhadap dampak perubahan iklim terhadap ketahanan pangan.
Menurut Dr. Arief Daryanto, seorang ahli pertanian dari Universitas Gadjah Mada, perubahan iklim seperti kenaikan suhu udara, curah hujan yang tidak teratur, dan seringnya terjadi bencana alam seperti banjir dan kekeringan dapat berdampak langsung pada produksi pangan di Indonesia. Hal ini menyebabkan terjadinya kelaparan dan malnutrisi di kalangan masyarakat.
Menurut laporan yang dikeluarkan oleh Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Universitas Indonesia (PPLH UI), sekitar 19 juta penduduk Indonesia mengalami kelaparan akibat perubahan iklim. Hal ini disebabkan oleh menurunnya produksi padi, jagung, dan kedelai sebagai akibat dari perubahan iklim.
Selain itu, Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), Nur Hidayati, juga menegaskan bahwa perubahan iklim dapat memperparah ketidaksetaraan akses terhadap pangan di Indonesia. Kelompok masyarakat yang rentan seperti petani kecil, nelayan, dan masyarakat pesisir akan menjadi korban utama dari dampak perubahan iklim terhadap kelaparan.
Untuk mengatasi dampak perubahan iklim terhadap kelaparan di Indonesia, diperlukan upaya kolaboratif antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Program-program adaptasi dan mitigasi perubahan iklim perlu ditingkatkan, serta peningkatan ketahanan pangan di tingkat rumah tangga harus menjadi prioritas.
Dengan kesadaran akan pentingnya perlindungan lingkungan dan ketahanan pangan, diharapkan Indonesia dapat menghadapi tantangan perubahan iklim demi menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan dan sejahtera bagi seluruh rakyat Indonesia.