Pengangguran friksional merupakan salah satu masalah yang masih sering dihadapi oleh pekerja di Indonesia. Meskipun angka pengangguran secara umum cenderung menurun, namun pengangguran friksional masih menjadi perhatian serius. Hal ini disebabkan oleh adanya kesenjangan antara keterampilan yang dimiliki oleh pekerja dengan tuntutan pasar kerja yang terus berkembang.
Strategi mengatasi pengangguran friksional bagi pekerja di Indonesia menjadi hal yang penting untuk dibahas. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan meningkatkan keterampilan dan pengetahuan pekerja melalui pelatihan dan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.
Menurut Ahmad Erani Yustika, seorang pakar ekonomi dari Universitas Indonesia, “Peningkatan keterampilan dan pengetahuan pekerja merupakan kunci utama dalam mengatasi pengangguran friksional. Dengan memiliki keterampilan yang sesuai, pekerja akan lebih mudah untuk bersaing di pasar kerja yang semakin kompetitif.”
Selain itu, kerja sama antara pemerintah, dunia usaha, dan lembaga pendidikan juga menjadi faktor penting dalam mengatasi pengangguran friksional. Dengan adanya kerja sama yang baik, diharapkan akan tercipta program-program pelatihan yang efektif dan sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.
Menurut data Badan Pusat Statistik, angka pengangguran friksional di Indonesia mencapai 5,81% pada tahun 2020. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak pekerja yang belum memiliki keterampilan yang sesuai dengan tuntutan pasar kerja.
Oleh karena itu, penting bagi para pekerja di Indonesia untuk terus meningkatkan keterampilan dan pengetahuannya agar dapat bersaing di pasar kerja yang semakin ketat. Dengan adanya strategi yang tepat, diharapkan pengangguran friksional dapat diminimalisir dan para pekerja dapat mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan minatnya.