Pengangguran friksional sering kali terjadi karena adanya ketidaksesuaian antara keterampilan yang dimiliki oleh tenaga kerja dengan tuntutan pasar kerja. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan strategi meningkatkan mobilitas tenaga kerja agar mereka dapat lebih mudah menyesuaikan diri dengan perubahan di pasar kerja.
Salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan pelatihan dan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja. Menurut Dr. Soerjono Soekanto, seorang pakar ekonomi, “Pendidikan yang relevan dengan tuntutan pasar kerja dapat membantu mengurangi pengangguran friksional dengan meningkatkan keterampilan tenaga kerja.”
Selain itu, pemerintah juga perlu memberikan insentif kepada perusahaan untuk lebih memperhatikan pengembangan keterampilan tenaga kerja. Menurut data yang dirilis oleh Kementerian Ketenagakerjaan, “Hanya 20% perusahaan di Indonesia yang memiliki program pelatihan karyawan secara teratur. Inisiatif dari pemerintah untuk mendorong perusahaan agar lebih proaktif dalam meningkatkan keterampilan tenaga kerja dapat membantu mengurangi pengangguran friksional.”
Selain itu, menciptakan program magang dan kerja sama antara perguruan tinggi dengan industri juga dapat membantu meningkatkan mobilitas tenaga kerja. Menurut Dr. Asep Suryahadi, seorang ahli ekonomi, “Program magang dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman kerja yang relevan dengan bidang studinya sehingga mereka lebih siap saat memasuki pasar kerja.”
Dengan adanya strategi meningkatkan mobilitas tenaga kerja, diharapkan dapat membantu mengurangi pengangguran friksional di Indonesia. Dukungan dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah, perusahaan, hingga perguruan tinggi, sangat diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.