Pengangguran struktural dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Ketika jumlah pengangguran struktural meningkat, hal ini dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi negara secara keseluruhan.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengangguran struktural di Indonesia terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan oleh ketidaksesuaian antara keterampilan yang dimiliki oleh para pencari kerja dengan tuntutan pasar kerja yang terus berkembang.
Menurut ekonom senior dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Enny Sri Hartati, “Dampak pengangguran struktural terhadap perekonomian Indonesia sangat besar. Ketika terdapat ketimpangan antara keterampilan yang dimiliki oleh tenaga kerja dengan tuntutan pasar kerja, hal ini dapat menghambat pertumbuhan ekonomi negara.”
Selain itu, pengangguran struktural juga dapat menyebabkan penurunan daya beli masyarakat yang pada akhirnya akan berdampak negatif terhadap pertumbuhan sektor industri dan perdagangan. Menurut Bank Indonesia, “Peningkatan jumlah pengangguran struktural dapat menyebabkan terjadinya ketidakstabilan ekonomi yang pada akhirnya akan merugikan negara secara keseluruhan.”
Untuk mengatasi dampak pengangguran struktural terhadap perekonomian Indonesia, diperlukan langkah-langkah nyata dari pemerintah dan para pemangku kepentingan terkait. Menurut Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, “Pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan keterampilan dan daya saing para pencari kerja melalui program pelatihan dan pendidikan vokasi.”
Dengan demikian, penting bagi semua pihak untuk bersama-sama berkolaborasi dalam mengatasi dampak pengangguran struktural terhadap perekonomian Indonesia. Hanya dengan kerja sama yang baik, kita dapat menciptakan lapangan kerja yang lebih luas dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.